BULAN BINTANG DI BAWAH KUASA BERINGIN: PARMUSI PADANG PARIAMAN MASA ORDE BARU
DOI:
https://doi.org/10.24036/scs.v4i2.71Keywords:
Partai, Politik, Parmusi, Golkar, IntervensiAbstract
Sejak berakhirnya Demokrasi Terpimpin, eks pimpinan Masyumi awalnya berharap Presiden Soeharto bersedia untuk merehabilitasi, sekaligus mengizinkan partai bulan bintang itu tampil di pentas politik. Namun, harapan itu kandas dan rezim militer hanya mengizinkan Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) sebagai representasi perwakilan Islam modernis. Sejak saat itu, Parmusi berdiri di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Padang Pariaman. Tulisan ini bertujuan untuk melihat kiprah Parmusi dalam Pemilu 1971 yang banyak intrik dibawah pengaruh Golkar sebagai partai pemerintah masa itu. Metode historis yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri atas pengumpulan sumber (heuristik). Setelah heuristik, dilakukan kritik terhadap sumber temuan; interpretasi; dan historiografi.Parmusi Cabang Padang Pariaman berdiri tahun 1968, yang awalnya digagas oleh tokoh-tokoh eks Masyumi. Beragam intrik dan intervensi sengaja dilancarkan pemerintah Orde Baru, melalui Pelaksana Khusus Daerah (Laksusda). Intervensi itu, mulai dari mencampuri urusan rumah tangga partai, hingga dalam pelaksanaan kampanye, yang sering menguntungkan Golkar. Pelemahan terstruktur yang dilakukan pada masa itu, hanya mempunyai satu tujuan, yakni mendorong Golkar sebagai gerbong utama, sedangkan Parmusi hanya menjadi partai semu dalam menyemarakkan pesta demokrasi pertama masa Orde Baru.