Gerakan Sosial dan Mobilisasi Sumber Daya dalam Memperjuangkan Pengakuan Kepercayaan Berbeda
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan sosial yang dilakukan oleh organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), dalam memperjuangkan pengakuan keyakinan mereka di Indonesia. Masalah ini menarik karena, Mahkamah Konstitusi saat ini telah memberikan layanan kependudukan dan pencatatan sipil pada para penghayat kepercayaan untuk mengisi kolom agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya sesuai yang diatur di dalam Surat Keputusan MK No. 97/PUU-XIV/2016. Hal ini merupakan bukti dari keberhasilan kelompok aliran kepercayaan memperjuangkan keyakinannya dan melepaskan diri dari 6 agama yang dipaksakan oleh negara. Salah satu organisasi aliran kepercayaan yang aktif memperjuangkan hak beragama dan keyakinannya adalah organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan yang ada di Kota Bandung. Perjuangan dan keberhasilan tersebut memperlihatkan adanya gerakan sosial yang terorganisir agar tujuan yang diinginkan organisasi Aliran Kebatinan Perjalanan tercapai. Artikel ini menganalisis hal tersebut dengan menggunakan Teori mobilisasi sumber daya (Resources Mobilisation Theory) Anthony Oberschall sebagai pisau analisis dalam artikel ini. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan Teknik observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan organisasi AKP merupakan wujud dari gerakan sosial. Sedangkan keberhasilan organisasi AKP ditentukan dari pemaksimalan berbagai sumber daya organisasi AKP baik secara internal maupun eksternal. Salah satu faktor terbesar dari keberhasilan gerakan sosial AKP adalah kemampuan dalam memobilisasi sumber daya dengan baik dan pemanfaatan peluang politik yang dilakukan oleh organisasi ini
Downloads
Copyright (c) 2022 Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.